Artikel ini diambil dr Lexdepraxis Love Relationship Coach
"Jaman sekarang makin susah aja deh nemu cowo yang bener-bener baik!"
Itu adalah keluhan terpopuler kedua (
tahu apa keluhan terpopuler pertama?) yang wanita ungkapkan dalam
sesi konseling
dengan saya. Seolah populasi pria impian sudah semakin langka,
bersembunyi di balik hutan semak belukar yang nun jauh di sana. Bagi
banyak wanita, skala perbandingan pria baik dan pria brengsek sudah
timpang total pada kategori yang terakhir. Alhasil, beredarlah ledekan,
"Pria itu seperti tempat parkir: yang bagus pasti udah diambil orang!"
Ladies, ijinkan hari ini saya mencolok mata Anda dan mencucinya
dengan air suci agar Anda bisa melihat beberapa sudut pandang lain dari
generalisasi yang sangat merusak itu. Saya akan beritahu secara detil di
manakah para pria impian Anda berada, beraktivitas, dan menghabiskan
hari-harinya. Keluarkan buku catatan Anda,
kelas cinta akan saya mulai.
PRIA BAIK BERKELIARAN DI MANA-MANA
Sebagai salah satu pria baik, saya dengan tegas menyatakan bahwa kaum
kami ada di mana-mana. Di lingkungan rumah, di kampus, di kantor, di
tempat ibadah, di komunitas hobi, bahkan juga di internet yang sering
disebut sebagai kampung predator. Pria baik yang menghormati wanita,
pengertian, menghargai, pengalah, lembut, penyayang, tulus dan selalu
melindungi itu jumlahnya keterlaluan jauh lebih banyak daripada para
pria bajingan.
Alasan Anda jarang melihat mereka adalah karena Anda
kurang bergaul
dan sebagian besar dari mereka takut untuk mendekati Anda. Rata-rata
pria baik terjebak di antara spektrum
Sesak-Mati-Gaya-Tidak-Tahu-Apa-Yang-Harus-Dilakukan dan
Tahu-Tapi-Kebanyakan-Analisa-Agar-Tidak-Salah-Langkah. Mereka sangat
menghargai, bahkan menyanjung wanita. Mereka juga sangat mendambakan
hubungan cinta yang sekali-untuk-selamanya. Tapi mereka terlalu lembek,
berat, dan takut mendekati karena para wanita (baca: ANDA!) sudah
menyunat kejantanannya berkali-kali.
Wanita menyunat para pria baik lewat candaan populer, "Cowo itu cuma
ada dua: kalo ga bajingan, ya homo!" Wanita menyunat para pria baik
lewat kedok isu kesetaraan gender dengan cara mem-bully, membenci,
mengkambinghitamkan maskulinitas. Wanita menyunat para pria baik dengan
menuntut pria bekerja tiga kali lipat lebih keras demi membuktikan
dirinya tidak seburuk yang diduga. Ada segudang pisau yang ditodongkan
dan beban yang dipasungkan pada pria. Kekejian dan kesalahan rejim pria
di dunia barbar distempelkan pada generasi pria yang terlahir di dunia
modern.
Kalau pria baik mendekati, Anda menganggap dia pasti ada maunya
sehingga Anda memberi segudang tes yang mempersulit hidupnya. Tapi kalau
tidak mendekati, Anda komplen menganggap dia cupu, payah, dan aneh.
Kekacauan itu semua masih ditambah lagi dengan keyakinan para wanita
untuk pasif menahan diri, 'jaga image' dan 'jual mahal'.. sebuah prinsip
yang justru membuat Anda dipandang sebagai obyek untuk dibeli dan
dimiliki. Dengan sikap seperti itu, wajar saja Anda jadi lebih sering
melihat segelintir pria predator yang tidak tunduk gemetar akan tuduhan
dan kecanduan akan tantangan permainan Anda.
Sesungguhnya pria baik ada banyak sekali dan berkeliaran di
sekeliling Anda. Mereka tumbuh dewasa dalam representasi identitas yang
membingungkan, kerap meragukan diri sendiri apakah dia memang cukup baik
layak untuk mendapatkan Anda. Sebagian memilih tidak melakukan apa-apa,
menyerah berharap pada nasib saja, atau
menunggu Anda dekati.
Sebagian lainnya berhasil mengumpulkan secuil keberanian untuk
mendekati Anda, tapi kemudian terperangkap di tempat yang berikutnya.
PRIA BAIK BERKELIARAN DALAM FRIENDZONE
Ini adalah tempat hangout para pria baik. "Kebaikan, kehangatan,
kedewasaan!" adalah motto hidup yang dijunjung tinggi di sana. Mereka
menghabiskan hari-harinya belajar dan bekerja keras menjadi orang baik
yang selalu baik. Mereka berucap baik, bersikap baik, bermimpi baik,
berkontribusi baik pada semua orang. Khususnya pada wanita, mereka juga
menawarkan
pertemanan yang sangat ekstra baik.
Semua mereka lakukan demi membersihkan nama, menyakinkan diri sendiri
dan orang lain bahwa dirinya bukan seorang bajingan seperti stempel yang
dimiliki semua pria.
Jika seorang pria baik menyukai dan mendekati Anda, jelaslah dia akan
menghujani Anda dengan seribu satu kebaikan demi memenuhi proses
seleksi yang para wanita (baca: ANDA!) ciptakan. Sialnya adalah Anda
bersahabat dengan banyak pria yang bersikap sama, sehingga segudang
perlakuan baik itu jadi terasa biasa saja. Semua kebaikan bisa Anda
dapatkan dengan mudah dan berlimpah, alhasil Anda tidak tertarik ataupun
bergairah akan hal-hal tersebut. Seiring waktu, Anda menganggap semua
kebaikan sebagai fasilitas wajar normal dalam persahabatan. Makanya Anda
seringkali terkejut atau tidak menyadari bahwa seorang sahabat pria
memiliki ekspektasi yang lebih dari sekedar teman.
"Tapi Lex loe ngga ngerti," ucap banyak wanita, "Gue ga mungkin suka
sama sahabat gue sendiri! Ga ada rasa sama sekali, beneran ga boong!"
Justru saya sangat mengerti apa yang Anda maksud. Hubungan cinta wajib
dimulai dari
desir rasa ketertarikan,
dan hal itu sulit sekali muncul jika seorang pria baik sudah terlanjur
Anda anggap sebagai sahabat. Makanya saya menciptakan kelas
HitmanSystem.com untuk mencegah pria baik terlalu murah dalam menimbun kebaikan dan kelas
Lovable Lady untuk mencegah wanita baik terlalu cepat mengunci pria baik sebagai sahabat-baik.
Ladies, pria baik yang Anda cari sudah ada di antara
sahabat-sahabat dekat pria
Anda. Pria-pria baik yang bisa membahagiakan Anda sudah ada persis di
depan Anda setiap hari. Mereka adalah sahabat setia yang mendengarkan
curhatan Anda, menuntun Anda keluar dari masalah, menemani Anda yang
merintih galau, sabar menyimak setiap keabsurdan ekspektasi cinta Anda,
menahan emosi mendengar
kisah kebajinganan
kekasih/mantan Anda. Ketika Anda mengeluh sulit mencari pria baik,
batin mereka berteriak lirih sunyi, "HEI AKU DI SINI!!! DI SINI!!!
DIIIIIII SIIIIIINIIIIIIII!!!" tak terdengar karena mereka sekecil
butiran debu.
PRIA BAIK (JUGA) BERKELIARAN DALAM BAJINGAN-ZONE
Dari sepuluh orang pria, 8 tergolong baik dan 2 tergolong bajingan.
Dari delapan pria baik itu, 3 di antaranya tidak berani mendekati Anda
(jadi Anda anggap tidak ada), 5 sisanya berani mendekati Anda. Dari lima
pria baik yang berani mendekati Anda, 2 akan terkunci selamanya sebagai
friendzone (jadi kembali Anda anggap tidak ada) dan 3 terkunci dalam
friendzone tapi karena jenuh kesal berhasil memberontak keluar. Tiga
pria baik pemberontak-friendzone inilah yang kemudian belajar berbagai
trik manipulatif dan akhirnya berubah jadi seperti sang 2 pria bajingan
yang senang mempermainkan wanita. Pendek cerita, dari 10 pria itu Anda
tidak pernah melihat 5 pria baik, tapi setiap hari melihat 5 pria
bajingan yang mendekati Anda.
Itu jelas sekedar analogi statistik. Poin saya adalah banyak pria
baik ikut berkeliaran di bajingan-zone bukan karena mereka bajingan,
tapi mereka tersesat di sana karena pernah dikecewakan dan diperlakukan
tidak adil. Anda pasti kenal sejumlah pria demikian. Anda bisa merasa
bahwa jauh di balik kedok triknya, mereka cuma bocah laki-laki yang baik
tapi kesepian, kecut, terluka karena merasa pernah disalahmengerti dan
disia-siakan. Mereka tidak benar-benar bermaksud jahat ataupun membalas
dendam, tapi hanya mengusahakan (baca: memanipulasi) hubungan cinta yang
dulu seharusnya sudah jadi hak mereka. Kesalahan para pria baik tapi
liar itu hanyalah berusaha meraih cinta sebelum memperbaiki luka hatinya
sendiri.
Saya tidak sedikitpun mendukung dan membela para pria baik yang
berubah jadi gelap itu. Tapi saya juga tidak mau menyangkali fakta bahwa
para pria player-wannabe itu berada di sana karena ulah para wanita.
Jadi jika Jennifer Hudson menyanyikan, "Where did all the good men go?
Where are the men that still believe in honesty, respect, and monogamy?"
jawaban saya adalah: sebagian dari mereka terluka dan tertekan sehingga
memilih untuk tidak lagi percaya nilai-nilai demikian. Jika kebaikan
mereka dianggap remeh, disalahgunakan, dinikmati tanpa diakui ataupun
dibalas.. untuk apa mereka melanjutkan?
Mau diakui atau tidak, wanita sering mengacuhkan para pria baik. Anda
menggunakan mereka sebagai selimut kehangatan emosional tanpa peduli
membalas dengan hidangan hangat bernama cinta. Anda menerima semua
kebaikan hatinya, namun menolak pribadi yang memberikannya. Beberapa
pria baik yang terjebak friendzone itu menyadari kesalahannya, menangis
lalu mengeraskan hatinya sambil sesengukan berlari pada kesimpulan yang
salah: wanita (baca ANDA!) tidak tertarik pada kebaikan. Jadi demi
menarik hati Anda, mereka banting stir dan berkomitmen mengikuti sikap
para kekasih/mantan Anda, yaitu menjadi bajingan.
Ladies, pria baik itu banyak dan berkeliaran di mana-mana, bahkan
sudah bertumpuk mengantri dalam contact list handphone Anda saat ini.
Anda hanya tidak mau melihat, mempedulikan, ataupun membalas aksi
mereka. Akibatnya, persepsi kecut pahit yang Anda miliki tentang pria
itu tertular pada sebagian mereka yang kemudian tersesat jadi
bajingan-jejadian. Rusak sudah. Ketika pria dan wanita masing-masing
menganggap negatif pihak lainnya, wajarlah hubungan cinta di jaman
modern ini jadi penuh drama dan luka-luka.